Ada dua pemahaman atau aliran yang selama dipakai untuk kualifikasi
kelas mutiara : AAA-A (AAA kualitas terbaik, A kualitas buruk) dan A-D
(A kualitas terbaik, D kualitas buruk). Sayang sekali fleksibilitas
masih sangat tinggi dalam pengkategorian kelas mutiara. Pemahaman setiap
orang berbeda-beda dalam menempatkan kelas mutiara dengan karakteristik
tertentu ke kategori yang disarankan. Sederhananya, pihak X
mengkategorikan sebuah mutiara memiliki kualitas AAA namun pihak Y
mengkualifikasinya dalam kategori AA, dst. Bahkan ada penjual mutiara
yang menambah-nambahkan dengan mengkategorikan mutiaranya sebagai AAAA
atau AAA+ sehingga bahkan untuk dua aliran grading di atas (AAA-A dan
A-D) sering diubah sekehendak hati. Kualifikasi menurut AAA-A adalah
kualifikasi yang terbentuk lebih dahulu.
Sistim kualifikasi ini
banyak dipakai untuk mengkualifikasi mutaira Akoya dan mutiara air
tawar. Mutiara akoya adalah mutiara air laut hasil budidaya pertama
(lihat artikel lainnya). Sementara sistem kualifikasi A-D lebih dikenal
sebagai sistem kualifikasi Tahitian karena awalnya dipakai untuk
kualifikasi mutiara Tahiti dan akhirnya South Sea. Namun, kualifikasi
AAA-A juga bukan hanya untuk mutiara Akoya dan mutiara air tawar tapi
juga sering diaplikasikan ke jenis mutiara lain (Tahiti dan South sea).
Penentuan kualitas mutiara didasarkan pada standar kelas mutiara,
namun secara umum mutiara ditentukan oleh: 1) ukuran mutiara, dimana
makin besar ukurannya makin mahal. Perbedaan harganya bahkan sangat
besar apabila ukuran diameter mutiara sudah berada di atas 7 milimeter,
2) bundar tidaknya mutiara, mutiara bundar cenderung disukai dengan
demikian harganya cenderung lebih mahal, namun ada juga bentuk-bentuk
tertentu seperti bentuk air mata yang juga diminati konsumen mutiara, 3)
lustre mutiara, istilah untuk menggambarkan daya pantul mutiara
terhadap obyek atau cahaya, 4) permukaannya tidak cacat, goresan atau
bercak di permukaan menurunkan kualitas mutiara, dan 5) warna mutiara,
warna pink banyak disukai orang Amerika, orang Eropa cenderung menyukai
warna krem dan perak, orang Timur Tengah lebih banyak memilih warna krem
dan emas sebagaimana juga orang Amerika Latin.
Beberapa langkah sebelum pengujian mutiara adalah dengan meyakinkan
bahwa mutiara itu palsu atau tidak? Karena harga mutiara relatif mahal
sehingga kemungkinan pemalsuan juga dilakukan.Banyak cara yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan mutiara yang serupa dengan aslinya. Bahannya
pun bervariasi dari jenis batuan tertentu, kaca, plastik, dan bahkan
bagian dari cangkang kerang. Mutiara juga disortir apakah mutiara itu
terbungkus nacre (nacreous) atau tidak (non nacreous)? Apakah mutiara
itu terbentuk alami atau hasil budidaya? Mutiara yang terbungkus nacre
adalah mutiara yang umum beredar di pasaran dan mayoritas adalah mutiara
hasil budidaya. Sangat kecil kemungkinan mutiara alami (dan terbungkus
nacre) beredar di pasaran dengan harga murah. Sayangnya, masih sangat
sulit membedakan antara mutiara yang tak terbungkus nacre dengan mutiara
yang dibentuk dari cangkang kerang, karena keduanya memiliki komposisi
yang sama.Namun peminat mutiara tanpa nacre memang masih sedikit
disamping selama ini kegiatan budidayanya baru ddijajaki (khusus
beberapa mutiara eksotis dari beberapa siput). Parameter tambahan lain
yang jadi bahan pertimbangan pemilihan mutiara adalah dari mana mutiara
itu berasal. Apakah mutiara itu adalah mutiara air tawar atau mutiara
air laut? Pengelompokkan juga terjadi dalam produk mutiara laut, apakah
mutiara itu adalah mutiara Akoya atau South sea atau Tahiti (yang
beberapa kalangan juga menggolongkan sebagai bagian dari mutiara south
sea)? Pengetahuan ini memang dibutuhkan mengingat mutiara air tawar
relatif lebih murah dibandingkan mutiara air laut. Bahkan untuk mutiara
air laut juga terdapat pengelompokkan harga menurut jenis mutiaranya,
mutiara Akoya relatif lebih murah dibandingkan mutiara Tahiti dan
apalagi South sea. Perbandingan harga mutiara dengan kualitas kilau yang
sama antara mutiara Akoya dan South sea (misalnya) bisa sangat jauh
apalagi dibandingkan antara mutiara South sea dan mutiara air tawar.
Indonesia semestinya bersyukur karena mutiara South Sea banyak
diproduksi dari perairan Indonesia. Walaupun sejauh ini nilai kualitas
mutiara yang diproduksi masih lebih rendah dengan jenis mutiara sama
yang diproduksi Australia
* AAA: Mutiara kualitas terbaik, tanpa bercak. Sangat berkilau dan setidaknya 95% permukaan tak cacat.
* AA: Sangat berkilau dan 75% permukaan tak cacat.
* A: Mutiara perhiasan kelas terendah, kilau kurang dan >25% permukaan mutiara bercacat
Sedangkan sistem A-D adalah sebagai berikut:
* A: Mutiara kualitas terbaik, sangat berkilau, sedikit cacat <10%>
* B: Sangat berkilau atau kilau sedang. Terlihat sedikit cacat namun tak lebih 30% dari luas permukaan
* C: Kilau sedang, cacat permukaan tak lebih 60%
* D: Memiliki cacat sedikit namun tak dalam dan tak lebih 60% dari luas permukaan
Sekali
lagi, kedua sistem kualifikasi mutiara ini sangat terbuka akan
interpretasi mengingat banyak faktor lain yang juga menjadi bahan
pertimbangan dalam uji kualitas mutiara.
No comments:
Post a Comment